Kamis, 28 Oktober 2010

Pendapat Para Pakar Flora dan Fauna

Dunia sedang dilanda berbagai macam hal buruk. Banyak sekali aktivitas yang merusak kelestarian alam. Sebagai gantinya terjadilah berbagai macam bencana. Banjir, gempa bumi, Tsunami, bahkan gunung meletus.

Mereka seakan-akan marah akan perlakuan manusia selama ini. Mungkin selama ini kita merasa biasa saja, tapi, kita tidak menyadari akan ketidaksenangan alam terhadap perlakuan kita. Bagaimana pandangan menurut sisi flora dan fauna?

Berikut ini adalah wawancara eksklusif kami dengan para pakar alam yang merupakan tokoh flora dan fauna. Menurut pandangan mereka seperti ini.

Weber
Weber, sebuah profesor pohon yang juga menjabat Menteri Masalah Kepohonan (Memohon) mengaku bahwa sebenarnya bangsa tumbuhan sudah mulai letih jika perlakuan manusia tidak cepat diubah menjadi lebih baik. Hal ini menanggapi banyaknya penebangan liar yang merupakan rekan-rekan seperjuangan Weber. “Kalau teman saya makin sedikit, saya makin susah pak, anggota pensuplai oksigen sudah tidak cukup mengimbangi polusi.” Tutur pohon yang sudah botak ini dengan wajah bersedih.


Jokky
Sementara itu, di Winggris, terdapat seekor hamster bernama Jokky mengungkapkan hal yang serupa. “Saya sudah lama menjadi dosen di Universitas Kembrit, dan saya sudah hampir pensiun, apa daya saya berbicara kepada manusia-manusia itu. Saya hanya berharap mereka menghargai alam. Maka alam pun akan mencintai mereka.” Kata dosen yang sudah sakit-sakitan ini.

Mc Daren

Masih di Winggris, seekor anjing bernama Mc Daren, yang menjabat sebagai Menteri Limbah Endapan Lingkungan (Melengkung) mengaku bahwa, tidak etis jika kita merusak alam yang sudah kita tinggali selama beberapa puluh abad ini. “Kita perlu membalas jasa alam yang memberi kita kehidupan, bukan menghancurkannya dengan limbah atau sampah.” kata Daren yang masih mencari pendamping hidup ini.

Willy van Der Der

Kembali ke flora, di Belandja, sebuah pohon besar nan bijak bernama Willy van Der Der sebagai Menteri Kelangsungan Hidup (Meniup) mengungkapkan bahwa, secara perlahan, pasti manusia bisa menjadi makhluk yang lebih baik. “Tidak ada hal yang lebih baik selain menghargai alam. Manusia pasti mengerti itu.” Tutur pohon tua ini.






Setelah semua yang diungkapkan di atas, apakah kita sebagai manusia masih mau bertindak seenaknya? Pikirkan baik-baik apa yang kau perbuat, karena kita masih berhutang pada alam ini.


-JFL-

1 komentar: